Banda Aceh | Aliansi.ID — Musyawarah Nasional (Munas) Asosiasi Rumah Sakit Jiwa dan Ketergantungan Obat Indonesia (Arsawakoi) resmi digelar di Banda Aceh pada tanggal 8–10 Oktober 2025. Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Aceh sukses bertindak sebagai tuan rumah perhelatan akbar tingkat nasional ini.
Kegiatan strategis yang berfokus pada penguatan sinergi dan penyusunan arah layanan kesehatan jiwa di Indonesia ini dihadiri oleh 21 dari total 35 Direksi Rumah Sakit Jiwa dan Rumah Sakit Ketergantungan Jiwa se-Indonesia. Para direksi tersebut datang dari berbagai provinsi untuk berkolaborasi demi kemajuan layanan kesehatan jiwa nasional.
Rangkaian kegiatan Munas Arsawakoi 2025 diawali dengan tradisi penyambutan tamu khas Aceh, “Pemulia Jamee”, yang digelar untuk seluruh peserta di kompleks Instalasi Rehabilitasi Terpadu Seuramo Sehat Jiwa Kuta Malaka. Suasana yang penuh kehangatan dan keakraban pada momen ini mencerminkan semangat persaudaraan serta nilai budaya Aceh dalam menyambut tamu kehormatan dari seluruh nusantara.
Desmiarti Pimpin Arsawakoi 2025–2029
Adapun kegiatan inti Munas dilaksanakan di Kyriad Muraya Hotel Banda Aceh, dengan agenda utama pemilihan pengurus baru. Dalam proses pemilihan yang berlangsung demokratis dan tertib, Dr. dr. Desmiarti, Sp.KJ, MARS terpilih sebagai Ketua Arsawakoi masa bakti 2025–2029.
Desmiarti berhasil memperoleh 13 suara, mengungguli pesaing kuatnya, dr. Yuniar, Sp.KJ, MMRS, yang meraih 6 suara. Proses pemilihan ini dilaporkan berlangsung penuh semangat kekeluargaan, mencerminkan komitmen anggota Arsawakoi untuk menjaga profesionalisme dalam organisasi.
Plh. Direktur RSJ Aceh, drg. Syarifah Yessi Hediati, M.Kes, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas kepercayaan yang diberikan kepada RSJ Aceh sebagai tuan rumah Munas. Ia menekankan bahwa kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam peningkatan kualitas layanan kesehatan jiwa dan rehabilitasi adiksi di Indonesia.
Secara keseluruhan, Munas Arsawakoi 2025 di Banda Aceh tidak hanya menjadi ajang silaturahmi antar institusi, tetapi juga diharapkan menjadi tonggak penting dalam memperkuat komitmen nasional menuju layanan kesehatan jiwa yang lebih inklusif dan berkeadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia. []