Aceh, News  

Bea Cukai Aceh Gagalkan 80 Kasus Narkotika Sepanjang 2025, Sita 5,89 Ton Barang Bukti

Avatar
Konferensi Pers capaian penindakan kasus narkotika Kanwil Bea Cukai di Banda Aceh, Rabu (22/10)
Konferensi Pers capaian penindakan kasus narkotika Kanwil Bea Cukai di Banda Aceh, Rabu (22/10). đź“·: Dok. BC Aceh

Banda Aceh | Aliansi.ID — Kantor Wilayah Bea dan Cukai (Kanwil Bea Cukai) Aceh menyampaikan capaian signifikan dalam penindakan dan pemusnahan Barang Hasil Penindakan (BHP), terutama dalam pengungkapan kasus narkotika dan psikotropika sepanjang tahun 2025.

Dalam Konferensi Pers yang digelar di Banda Aceh, Kanwil Bea Cukai Aceh mengumumkan keberhasilan menggagalkan 80 kasus tindak pidana narkotika dengan total barang bukti mencapai 5,89 ton.

Konferensi Pers tersebut dipimpin langsung oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Letjen TNI (Purn.) Djaka Budhi Utama, dan dihadiri oleh unsur Forkopimda Aceh serta perwakilan instansi penegak hukum di wilayah Aceh.

Baca juga :  PNL Pimpin Konsorsium Program Penguatan Ekosistem Kemitraan Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah Provinsi Aceh

Kepala Kanwil Bea Cukai Aceh, Bier Budy Kismulyanto, memaparkan bahwa kerja sama intensif dengan aparat penegak hukum telah membuahkan hasil luar biasa. Total barang bukti 5,89 ton tersebut meliputi: 1,67 ton sabu (methamphetamine), 4 ton ganja, 168 kilogram ekstasi, dan 3,9 kilogram kokain.

“Capaian ini merupakan hasil dari operasi bersama yang dilakukan secara sinergis antara Bea Cukai, TNI, Polri, Kejaksaan, dan BNN, baik di darat maupun di laut. Setiap gram yang berhasil kami cegah berarti satu nyawa terselamatkan,” ujar Bier Budy.

Bea Cukai memperkirakan bahwa penindakan ini berhasil menyelamatkan lebih dari 30 juta jiwa dari ancaman penyalahgunaan narkotika.

Baca juga :  Dinsos Aceh Rujuk Tiga Anak ke LKSA Aceh Utara untuk Pengasuhan Layak

Sebagian besar kasus penindakan ditemukan di wilayah pesisir timur Aceh. Daerah ini diidentifikasi sebagai entry point strategis penyelundupan narkotika dari kawasan Golden Triangle dan Golden Crescent, termasuk dari Myanmar, Thailand, dan Iran.

Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Djaka Budhi Utama, menegaskan bahwa keberhasilan ini tak lepas dari kuatnya koordinasi lintas lembaga. “Aceh adalah gerbang barat Indonesia dan memiliki tantangan besar dalam pengawasan. Karena itu, sinergi antaraparat menjadi kunci utama dalam melindungi generasi bangsa dari ancaman narkoba,” tegas Djaka.

Baca juga :  Dirreskrimsus Polda Aceh Sahur Bersama Anak Yatim di Panti Asuhan

Pengawasan terhadap kejahatan lintas batas dilakukan melalui berbagai strategi, tidak hanya patroli laut. Strategi tersebut mencakup pemanfaatan sistem intelijen, post-seizure analysis, dan pertukaran data lintas negara untuk mendeteksi jaringan lintas batas.

Bea Cukai Aceh juga aktif mendukung kegiatan penindakan ladang ganja di wilayah pedalaman Aceh bekerja sama dengan Polri dan BNN. “Kami akan terus meningkatkan pengawasan, menindak tegas pelaku, dan mendukung tumbuhnya masyarakat yang sadar hukum demi Aceh dan Indonesia yang lebih aman,” tutup Bier Budy. []

Editor : Redaksi
Sumber : Ril