Banda Aceh | Aliansi.ID — Pertamina Hulu Energi (PHE) NSO dan Pertamina EP (PEP) Rantau bersama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berkomitmen memperkuat sinergi dengan Pemerintah Provinsi Aceh. Komitmen ini bertujuan untuk mengoptimalkan sektor migas di wilayah tersebut dan mendukung ketahanan energi nasional.
Perihal tersebut ditegaskan dalam pertemuan antara jajaran PHE NSO, PEP Rantau, dan SKK Migas dengan Gubernur Aceh Muzakir Manaf di Pendopo Gubernur Aceh pada Rabu, 15 Juli 2025 lalu. Pertemuan ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kerja SKK Migas Perwakilan Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) dan beberapa Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) lainnya di Aceh.
Hadir dalam pertemuan tersebut Kepala SKK Migas Sumbagut C.W Wicaksono, General Manager Pertamina Hulu Rokan (PHR) Zona 1 Hari Widodo, Manager PHE NSO Heri Prayogo, Manager PEP Rantau Field Tomi Wahyu Alimsyah, dan Head of Relation Zona 1 Budi Ariyanto.
Hari Widodo, General Manager PHR Zona 1, menyatakan bahwa pihaknya terus berinovasi untuk mengoptimalkan lapangan-lapangan migas yang telah berusia matang.
“Wilayah kerja kami seperti PHE NSO dan PEP Rantau sudah berproduksi sejak lama, dan saat ini berbagai upaya inovasi serta pengeboran baru tetap kami lakukan untuk mendukung ketahanan energi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (22/7).
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Aceh Muzakir Manaf menyampaikan dukungannya terhadap upaya optimalisasi sektor migas, mengingat potensi besar yang dimiliki provinsi tersebut. Menurutnya, sumur-sumur tua yang ada masih memiliki nilai keekonomian yang layak untuk digarap.
“Untuk itu, pentingnya ada sinergi antara pemerintah dan industri migas untuk mendukung pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
Kontribusi Industri Migas di Aceh
Sebelumnya, pada 23 Juni 2025, SKK Migas Sumbagut bersama PHE NSO telah melakukan kunjungan ke Pemerintah Kota Lhokseumawe dan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara.
Dalam kunjungan tersebut, SKK Migas dan PHE NSO memaparkan kontribusi industri terhadap penyerapan tenaga kerja lokal yang telah mencapai lebih dari 90 persen. Selain itu, mereka juga mendukung restorasi lanskap Cot Girek, sebuah kawasan penting bagi keanekaragaman hayati.
Wali Kota Lhokseumawe Sayuti Abubakar dan Bupati Aceh Utara Ismail A. Jalil menyampaikan apresiasi atas keberadaan industri migas yang tidak hanya mendukung ketahanan energi nasional, tetapi juga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat lokal. Keduanya menyoroti pentingnya pelatihan dan pendidikan vokasi untuk mempersiapkan tenaga kerja lokal yang kompeten di bidang migas.
Sementara itu, PEP Rantau juga melakukan pertemuan dengan Bupati Aceh Tamiang, Armia Fahmi, untuk memaparkan rencana kerja tahun 2025 dan meminta dukungan pemerintah daerah dalam pelaksanaannya. Di tahun ini, PEP Rantau juga memiliki beberapa rencana pengeboran.
Upaya optimalisasi migas di Aceh ini merupakan bagian penting dari target nasional mencapai 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada tahun 2030 mendatang. []