Hadirkan Peneliti dari CISAH, Disporabudpar Deli Serdang Gelar FGD Islamisasi

Avatar
Peneliti LSM Cisah, Sukarna Putra, memaparkan materi Hubungan Temuan Batu Nisan di Klambir Lima dengan Tinggalan Sejarah Sumatra Pasai dalam Focus Group Discussion (FGD) Islamisasi di Deli Serdang. Foto: Aliansi.ID/Abel Pasai

Deli Serdang | Aliansi.ID – Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Deli Serdang menggelar Focus Group Discussion (FGD) Islamisasi di Deli Serdang dengan menggandeng Peneliti Center For Information of Sumatra Pasai Heritage (CISAH) sebagai narasumber.

FGD tersebut dilaksanakan di Museum Daerah Deli Serdang yang berlokasi di lokasi kompleks perkantoran pemerintahan setempat, Lubuk Pakam, Deli Serdang, Sumatera Utara, pada Selasa, 28 November 2023.

Selain menghadirkan narasumber dari LSM CISAH, Sukarna Putra, panitia juga menghadirkan dua narasumber lainnya, yakni Dr Suprayitno M.Hum dan S Wani Maler M.A.

Acara dibuka oleh Sekretaris Disporabudpar Deli Serdang, Suryadi S.Sos, yang dalam sambutannya berharap kegiatan FGD ini dapat menggali tinggalan sejarah dengan pertukaran ilmu di lintas sektoral.

Baca juga :  Dua Hadiah Kapolri untuk Divisi Humas Polri

“Sekiranya FGD ini dapat memberikan masukan untuk arah ke depan yang lebih baik dan berkelanjutan,” ucapnya.

Peneliti CISAH, Sukarna Putra, dalam materinya yang berjudul Hubungan Temuan Batu Nisan di Klambir Lima dengan Tinggalan Sejarah Sumatra Pasai, memaparkan persamaan dengan komparasi temuan batu nisan tipologi Sumatra Pasai di desa Klambir Lima, Kecamatan Hamparan Perak, Kab Deli Serdang dengan Pusat Kesultanannya di Aceh Utara.

“Dengan bukti yang nyata bahwa artefak di Klambir Lima, Kabupaten Deli Serdang memiliki kemiripin persis dengan artefak nisan yang berada di Kabupaten Aceh Utara, maka sudah sepatutnya kedua pemerintah tersebut menjalin kerjasama, guna mengungkap peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi pada beberapa abad yang silam,” paparnya.

Baca juga :  Milad ke-7 Ikatan Mahasiswa Nias di Lhokseumawe Dimeriahkan Pertunjukan Budaya Tano Niha

Sukarna Putra juga dalam pemaparannya juga menyimpulkan beberapa poin penting, pertama, melihat begitu besarnya artefak bersejarah yang terdapat di Desa Klambir Lima, serta Kecamatan Hamparan Perak secara umumnya, maka sudah selayaknya mendapatkan perhatian khusus dari berbagai kalangan untuk melakukan penelitian menyeluruh.

Kedua, lanjutnya, artefak yang tersebar di pemukiman dan lahan masyarakat sangat rentan mengalami kerusakan hingga hilang akibat pengabaian dan pengalihan lahan.

“Ketiga, sosialisasi kepada masyarakat akan kepentingan tinggalan sejarah, karena masyarakat yang mendiami kawasan situs adalah pioneer pertama yang bisa memajukan atau yang meruntuhkan benda cagar budaya tersebut,” beber Sukarna yang juga kurator Museum Islam Samudra Pasai itu.

Baca juga :  Silaturahmi Tim ONCS ke Kediaman Habib Umar, Upaya Cooling System bersama Ulama

Diakhir kegiatan, pamong budaya Disporabudpar Kabupaten Deli Serdang, Ilhamsyah Saputra juga menyampaikan bahwa Deli Serdang merupakan wilayah yang multikultural dan kaya akan sejarah di dalamnya yang berhubungan atau berkaitan dengan wilayah yang bersebelahan dengan Deli Serdang.

“Maka dari itu museum daerah Deli Serdang merasa penting untuk dilakukan FGD Islamisasi dalam rangka penggalian dan pengayaan sejarah yang ada di Deli Serdang, yang mana bertujuan agar terjaganya peninggalan-peninggalan sejarah yang ada di wilayah kabupaten Deli Serdang yang menjadi bukti masuknya Islam di Deli Serdang,” pungkasnya. []

Penulis : Abel Pasai
Editor : Amrizal Abe