Aceh, News  

PT PEMA: Potensi Karbon sebagai Sumber Pendapatan Aceh Masa Depan

Avatar
Talkshow potensi karbon Aceh yang digelar oleh Jurnalis Ekonomi Aceh (JEA)
Talkshow potensi karbon Aceh yang digelar oleh Jurnalis Ekonomi Aceh (JEA). Foto: infopublik.id

Banda Aceh | Aliansi.ID — Direktur Umum dan Keuangan PT Pembangunan Aceh (PEMA), Lukman Age, dalam paparannya menekankan potensi karbon Aceh yang sangat besar.

Perusahaan ini menawarkan solusi konkret melalui proyek Arun Carbon Capture and Storage (CCS), yang berpotensi menjadi CCS terbesar di Asia. Proyek ini bertujuan untuk menangkap dan menyimpan CO2 sehingga mengurangi emisi gas rumah kaca.

“Kemudian untuk Karbon hutan, sudah kita bentuk tim untuk hutan sosial, hutan desa, sebagai upaya untuk bisnis karbon,” ujarnya di hadapan puluhan peserta Talkshow dilansir Infopublik.id, Kamis (1/8/2024).

Dalam diskusi interaktif yang digelar oleh Jurnalis Ekonomi Aceh (JEA) dengan tema “Karbon sebagai Potensi Ekonomi Aceh dan Strategi Pengelolaannya”, PT PEMA turut hadir sebagai salah satu narasumber kunci.

Baca juga :  Kisah TNI-Polri di Aceh Lewati Sungai Kawal Logistik Pemilu, Sempat Trouble dan Ganti Perahu

Acara yang juga menghadirkan perwakilan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aceh (DLHK) dan Pusat Riset Perubahan Iklim Universitas Syiah Kuala (USK) ini menyoroti potensi besar karbon di Aceh serta tantangan dalam pengelolaannya.

Selain itu, PT PEMA juga tengah mengembangkan bisnis karbon berbasis hutan. Melalui inisiatif hutan sosial dan hutan desa, perusahaan ini berupaya melibatkan masyarakat dalam pengelolaan hutan secara berkelanjutan dan mendapatkan manfaat ekonomi dari karbon yang tersimpan di hutan.

Lukman menyebutkan bahwa PT PEMA sudah melakukan kerja sama dengan Pemerintah Kota Langsa untuk mengelola hutan bakau. Kolaborasi tersebut dilakukan untuk mewujudkan sumber pendapatan Aceh masa depan dari karbon.

Baca juga :  Agenda Perdana Pj Bupati Mahyuzar di Aceh Utara, Silaturahmi dengan Ulama Dayah

Sub Koordinator Inventarisasi dan Perencanaan Hutan, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aceh (DLHK) Dedek Hadi Ismanto, dalam kesempatan ini menyampaikan, hutan Aceh memiliki peran penting dalam penyimpanan karbon global. Namun, permintaan yang tinggi terhadap hasil hutan menjadi ancaman bagi kelestarian hutan dan potensi karbonnya.

Sementara itu, perwakilan Pusat Riset Perubahan Iklim Universitas Syiah Kuala (USK), Mona Lisa menjelaskan pentingnya riset dalam memahami dampak perubahan iklim dan mencari solusi berbasis sains. Salah satu fokus riset adalah pada emisi karbon, yaitu proses pelepasan karbon dari hutan ke atmosfer.

Tim peneliti USK telah melakukan berbagai studi, termasuk dampak perubahan iklim terhadap produktivitas padi dan potensi pembayaran karbon sebagai solusi.

Baca juga :  Dampingi Panglima TNI, Danrem 011 Lilawangsa Sambut Kunker Presiden Jokowi di Aceh

“Yaitu banyak karbon, yaitu emisi karbon, pelepasan karbon yang tersimpan di pohon ke udara, seperti untuk bahan bakar fosil nah ini akan berdampak ketika terlepas ke udara semakin banyak, dan sudah tidak terkendalikan penggunaan, sehingga proses ini dapat berdampak pada lingkungan hidup hingga menciptakan ketidakstabilan ekonomi, dan juga kesehatan manusia,” katanya.

“Kita sudah melakukan riset dampak perubahan iklim dari produktivitas padi, faktornya yaitu dengan diberikan solusi dengan pembayaran karbon tadi,” tandasnya.

Diskusi interaktif ini berhasil menciptakan ruang bagi peserta untuk aktif berpartisipasi. Pertanyaan-pertanyaan kritis dan tanggapan yang beragam menunjukkan tingginya minat peserta terhadap topik karbon dan potensi ekonomi Aceh. []

Editor : Redaksi
Sumber : Infopublik.id