Banda Aceh | Aliansi.ID – Jelang Musyawah Daerah (Musda) ke-15 Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Aceh yang bakal digelar di Takengon, Aceh Tengah, pada 28 Mei 2024 mendatang, Muhammad Fadli yang merupakan salah satu kandidat Ketua Umum mengusung visi HMI “Meuseuraya”.
“Meuseuraya”, kata yang berasal dari bahasa Aceh ini, merupakan tagline (slogan) visi Muhammad Fadli yang secara harfiah berarti gotong royong.
“Tagline yang kita bawa menuju Badko HMI Aceh ini, HMI Meuseuraya memberi arti membawa arah baru HMI Aceh dengan semangat kebersamaan, kerja sama dan gotong-royong,” ungkap Fadli, panggilan karib Ketua Umum HMI Cabang Lhokseumawe-Aceh Utara periode 2022-2023 ini.
“Karena tanpa gotong royong, bumi Serambi ini takkan besar, jadi dengan gotong royong, maka Aceh bisa besar, bangsa ini bisa besar, menuju masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT,” sambungnya.
Fadli mengaku akan mendedikasikan dirinya untuk pembaharuan HMI Aceh jika nantinya mendapat amanah dari forum Musda. Dalam mendukung pergerakannya ke depan, dia telah menyiapkan visi “Reaktualisasi fungsi HMI dalam bingkai Meuseuraya sebagai langkah strategis untuk Aceh yang berkemajuan”.
“Kita pernah berikrar bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu, yang pada intinya kita semua adalah satu dan bersatu untuk berpihak pada kebenaran, berjuang untuk hajat hidup orang banyak, ini prinsip yang saya pegang dari dulu hingga sekarang,” ujar alumni Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh (Unimal) ini.
Pria kelahiran Alue Ie Mirah, Aceh Utara, 25 tahun silam ini pernah menggagas berbagai program saat menjadi Ketua Umum HMI Cabang Lhokseumawe-Aceh Utara, diantaranya mengirimkan kader ke pelosok desa desa terpencil Aceh Utara untuk memberikan semangat pada siswa siswi di sekolah pedalaman untuk melanjutkan pendidikan.
“Jadi hal itulah menjadi motivasi saya bersama kawan-kawan kepengurusan di masa itu, untuk berbuat pada peningkatan kualitas hidup masyarakat dan pendidikan,” tutur Fadli yang pernah menduduki posisi Ketua BEM Fakultas Hukum Unimal ini.
Menuju Badko HMI Aceh, inisiator advokasi kasus ‘Mursyidah’ (kasus pengrusakan pintu gerbang pangkalan LPG) telah menyosialisasikan program unggulannya ke lintas HMI Cabang di Aceh.
“Niat baik kita, Alhamdulillah disambut baik oleh teman-teman cabang, baik cabang asal saya maupun di luar cabang asal, dan semoga teman-teman bisa bersama-sama menyukseskan tagline yang kita usung, yakni HMI Meuseuraya ini,” pungkas pria yang pernah menjadi Koordinator Lembaga Eksekutif Mahasiswa Hukum Indonesia (LEMHI) Aceh ini. []