Lhokseumawe | Aliansi.ID — Mahasiswa dari berbagai universitas di Eropa berpartisipasi dalam program Joint Cultural Camp Fall (JCCF) di Universitas Malikussaleh (Unimal) Aceh. Kegiatan ini berlangsung mulai 29 September hingga 4 Oktober 2024.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk memperkenalkan kekayaan budaya Aceh serta mendalami hukum dan adat istiadat di provinsi berjuluk Serambi Makkah ini.
Koordinator Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Prof. Dr. Sayuti M.Sc, mengatakan program ini merupakan hasil kerja sama antara Unimal dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Mahasiswa yang terlibat dalam program ini, kata dia, berasal dari berbagai universitas terkemuka di Eropa, diantaranya INSA Lyon University (Prancis), Windesheim University (Belanda) dan Hanze University of Applied Sciences (Jerman).
“Selain itu, dua mahasiswa volunteer dari ITS juga turut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Selama program berlangsung, mahasiswa akan mengikuti serangkaian kegiatan yang mencakup eksplorasi budaya Aceh dan pembelajaran hukum Syariat Islam,” ungkap Prof Sayuti dalam rilisnya, Selasa (1/10/2024).
Sementara itu, Wakil Dekan III Fakultas Hukum, Dr. Hadi Iskandar SH MH, menambahkan bahwa kegiatan di MAA (Majelis Adat Aceh) Kota Lhokseumawe dimulai dengan peusijuk (tepung tawar) yang merupakan tradisi khas Aceh dalam menyambut tamu.
“Ketua MAA Lhokseumawe, Saifuddin Saleh SH, memberikan pengantar mengenai sejarah dan makna budaya Aceh, serta menjelaskan perjuangan masyarakat Aceh,” ungkap Hadi.
Selain itu, kegiatan itu juga menghadirkan narasumber dari Fakultas Hukum Unimal, Dr. Yusrizal SH MH, juga memberikan pemahaman mendalam tentang hukum yang menghormati hak asasi manusia di Aceh.
“Kegiatan ini tidak hanya memperkenalkan budaya lokal, tetapi juga menciptakan interaksi antara mahasiswa internasional dan lokal,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Panitia JCCF, Sisca Olivia MS, turut menambahkan bahwa tema program tahun ini adalah “Explore Hidden Pasee and Finding Exotic Gayo Highland”.
“Para mahasiswa akan menjelajahi lokasi wisata dan berinteraksi dengan masyarakat setempat untuk memahami lebih jauh tentang tradisi dan kehidupan sehari-hari di Aceh,” katanya.
Sedangkan Rektor Unimal, Prof. Dr. Herman Fithra, dalam sambutannya berharap program ini dapat meningkatkan atmosfer internasionalisasi di kampus serta memperkuat hubungan antarnegara melalui pertukaran budaya.
“Kami ingin mahasiswa internasional mengenal Aceh melalui ragam budaya dan kuliner lokal,” harapnya.
Dengan adanya program JCCF ini, Unimal berkomitmen untuk terus memperluas jangkauan internasionalisasi dan memberikan pengalaman belajar yang berharga bagi mahasiswa dari seluruh dunia. []