Banda Aceh | Aliansi.ID — Program Aneuk Muda Aceh Unggul dan Hebat (AMANAH) telah berhasil membuka peluang bagi kelompok disabilitas di Aceh untuk menguasai teknik pengolahan kopi khas setempat.
Program yang digagas oleh Badan Intelijen Negara (BIN) ini bertujuan memberdayakan generasi muda Aceh melalui dukungan nyata bagi pelaku UMKM, industri kreatif, serta para pemuda, guna meningkatkan perekonomian di Aceh.
Menurut Normansyah, instruktur pelatihan pramusaji AMANAH, pelatihan tersebut telah memberikan akses yang lebih luas bagi kelompok disabilitas untuk mendapatkan pekerjaan.
“Berkat pelatihan AMANAH, kelompok disabilitas kini memiliki akses lebih merata dan luas terhadap lapangan pekerjaan. Melalui Pelatihan Pramusaji kepada Teman Tuli, lima peserta terbaik telah mendapatkan kesempatan bekerja di kafe dan restoran Aceh,” ujarnya dalam rilis dilansir Infopublik.id, Senin, 5 Agustus 2024.
Normansyah menambahkan bahwa semangat para peserta, terutama teman tuli, sangat luar biasa. Meskipun memiliki keterbatasan, mereka menunjukkan progres yang maksimal.
“Progresnya luar biasa, meskipun teman-teman tuli ini memerlukan waktu untuk belajar atau praktik di tempat kerja yang non tuli karena keterbatasan,” katanya.
Para peserta menunjukkan antusiasme dan keseriusan dalam pelatihan yang berlangsung dari 29 Juli hingga 1 Agustus 2024 di Ivory Coffee, Banda Aceh.
“Mereka sangat serius. Selama ini, dunia kerja tidak banyak memberikan kesempatan, tapi begitu diberi peluang, mereka bekerja keras dan tidak menyia-nyiakannya. Insyaallah ada lima orang terbaik yang akan ditempatkan bekerja,” tambah Normansyah.
Pada pelatihan tersebut, Aceh Youth Creative Hub (AYCH) memfasilitasi agar kelompok disabilitas dapat menguasai teknik pengolahan kopi khas setempat.
Ken Munthe, seorang ahli kopi dan instruktur pelatihan di Ivory Coffee, menjelaskan bahwa kegiatan pemberdayaan ini memperkenalkan kopi, terutama kopi Gayo, sebagai produk khas daerah.
“Kegiatannya memperkenalkan kopi, terutama kopi Gayo,” ujarnya.
Ken juga menyatakan dukungannya terhadap seluruh kegiatan AMANAH karena memberikan kesempatan yang sama bagi kelompok disabilitas untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik.
“Aku merasa senang karena ini luar biasa. Teman-teman kita yang tuli bisa mendapatkan pekerjaan dengan baik,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Balai Pelatihan Vokasi Produktivitas (BPVP) Banda Aceh, Rahmad Faisal, menilai bahwa pelatihan AMANAH sangat luar biasa karena memperlakukan dan memposisikan semua peserta setara.
“Kegiatan ini luar biasa, kita tidak membedakan saat melatih teman-teman tuli,” katanya. []