Aceh, News  

Islamic Relief kembali Serahkan Rumah Layak Huni Aman Gempa

Avatar
Serah terima rumah layak huni aman gempa bantuan muslim Inggris kepada para mustahik, keluarga yatim dan dhuafa di Darul Imarah, Aceh Besar.
Serah terima rumah layak huni aman gempa bantuan muslim Inggris kepada para mustahik, keluarga yatim dan dhuafa di Darul Imarah, Aceh Besar, Minggu (2/2/2025). Foto: For Aliansi.ID

Jantho | Aliansi.ID — Yayasan Relief Islami Indonesia (Islamic Relief Indonesia) kembali menyerahkan rumah layak huni aman gempa kepada para mustahik, keluarga yatim dan dhuafa. Serah terima secara simbolis berlangsung di Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, Minggu, 2 Februari 2025.

Kali ini serah terima dilakukan oleh Direktur Islamic Relief United Kingdom (UK), Mr. Tufail Hussain Khan kepada 7 pemilik rumah di Gampong Geundrieng, Darul Imarah. Serah terima rumah dilakukan bersama-sama dengan Penjabat Bupati Aceh Besar, Kepala Dinas Sosial Provinsi Aceh, dan Ketua Baitul Mal Kabupaten Aceh Besar, dan Kepala Sekretariat Baitul Mal Aceh Utara.

Selain itu, serah terima juga ikut disaksikan Muspika Darul Imarah, Keuchik Gampong Geundrieng serta aparatur pemerintah gampong lainnya.

Dalam kesempatan itu Direktur Islamic Relief UK Tufail Hussain menegaskan bahwa pihaknya sangat puas dengan rumah yang dibangun karena memiliki kualitas di atas rata-rata. Bahkan, ia menyebutkan ini adalah rumah terbaik yang pernah dia serah-terimakan dibanding dengan di belahan dunia lainnya.

Baca juga :  PMI Aceh Utara Targetkan Pelayanan Terintegrasi pada Tahun 2027

Sebelumnya, Tufail melakukan serah terima rumah sejenis di Cianjur–Jawa Barat dan di Lombok–NTB, dan mendapatkan impresi yang sama. “Secara keseluruhan Islamic Relief UK menyalurkan zakat muslim Inggris untuk membangun 233 unit rumah di Indonesia. Di Aceh teralokasi 50 unit di Aceh Besar dan 33 unit di Aceh Utara,” ujarnya kepada Aliansi ID, Minggu (2/2).

Selanjutnya, Tufail menyampaikan terima kasihnya kepada pemerintah kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Aceh Utara yang telah menyediakan matching fund, sehingga rumah berkualitas tinggi dapat dibangun yang dilengkapi dengan perabotan rumah tangga.

“Kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas kerja sama pendanaan dengan Baitul Mal Aceh Besar dan Aceh Utara. Kerja sama ini menandakan keberhasilan sinergi penyaluran zakat muslim Inggris dan Muslim Indonesia untuk kesejahteraan para mustahik. Kami akan sampaikan kepada para pembayar zakat di Inggris bahwa inilah kekuatan ekonomi Islam yang sebenarnya dalam menopang kesejahteraan masyarakat di belahan mana pun di dunia, termasuk di Indonesia,” ungkapnya.

Baca juga :  Pj Gubernur Aceh Antar Anak pada Hari Pertama Sekolah

Sebagai tambahan, Candra Kirana -putra asli Aceh yang saat ini menjabat Deputi CEO Islamic Relief Indonesia- menyampaikan satu unit rumah dibangun dengan nilai rata-rata sebesar Rp78 juta rupiah. Dari Zakat muslim Inggris teralokasi sebesar Rp60 juta, dan kekurangannya senilai Rp18 Juta dipenuhi dari beberapa pihak, antara lain Baitul Mal Kabupaten Aceh Besar (Dari Pos Anggaran Dana Penyaluran Infak), PT Solusi Bangun Andalas (Pendanaan CSR), penggalangan dana melalui Facebooker Edi Fadhil, Bapak Zulfikar Kurniawan, TKSK se Aceh, dan lainnya.

“Saat ini masih kami kalkulasi kelebihan dana yang terkumpul, dan insya Allah akan dialokasikan untuk penambahan unit rumah lagi,” ujar Candra.

Sementara itu, Pimpinan Kantor Islamic Relief di provinsi Aceh Yusrizal Puteh, menyampaikan bahwa penerima bantuan rumah ini merupakan Asnaf Zakat, dengan kriteria fakir atau miskin, dengan pendapatan kurang dari Rp20.000 per hari per orang.

Baca juga :  Tim Sepak Bola PON Aceh Tekuk Banten 3-2, Langsung Diguyur Bonus dari Pj Gubernur

Selanjutnya, kondisi rumah tidak layak huni, yang ditandai dengan ketahanan bangunan rendah atau mengalami kerusakan sedang hingga parah. Berikutnya, memiliki kerentanan keluarga yang tinggi, yang meliputi keluarga dengan anak yatim, keluarga yang memiliki setidaknya satu anak di bawah 17 tahun, keluarga yang mengasuh anak telantar atau disabilitas, dan bukan lansia tunggal (memiliki minimal satu anak di bawah 17 tahun). Terakhir, kepemilikan lahan yang dibuktikan dengan surat kepemilikan tanah dan domisili di lokasi pembangunan.

“Kami berharap bantuan rumah yang kami berikan akan membawa keberkahan bagi para masyarakat yang menerimanya, yang sekaligus dapat berkontribusi bagi pencapaian target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs –Sustainable Development Goals-,” harapnya. []

Editor : Redaksi
Sumber : Ril