Lumajang | Aliansi.ID – Petani padi yang sering dibuat pusing dengan hama tikus kini dapat mencoba teknik “Rubuhan” atau rumah burung hantu di lahan pertanian mereka.
Hal tersebut sudah dipraktikkan Kepala Desa Tukum Susanto yang akrab disapa Cak Santo mengajak para petani di desanya untuk membangun Rubuhan.
Inisiatif tersebut bertujuan untuk mengendalikan populasi hama tikus yang sering merusak tanaman padi milik warga.
Saat dimintai keterangan di sela kegiatan pemasangan Rubuhan di Dusun Tukum Kidul Desa Tukum Kecamatan Tekung Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Senin (29/7/2024), Cak Santo menjelaskan bahwa setiap kelompok tani diharapkan memiliki setidaknya satu Rubuhan.
“Kami sangat berharap setiap kelompok tani minimal memiliki satu rubuhan. Lebih baik lagi jika setiap petani yang memiliki lahan dapat membangun satu rubuhan di lahannya masing-masing,” jelasnya dilansir Infopublik.id, Rabu (31/7/2024).
Menurut Cak Santo, burung hantu memiliki kemampuan untuk mengendalikan hama tikus secara alami.
“Satu burung hantu bisa memakan 2 hingga 5 ekor tikus per hari. Dengan kehadiran burung hantu, diharapkan mereka bisa menjadi sahabat para petani dalam membasmi dan mengendalikan hama tikus,” terangnya.
Inisiatif tersebut tidak hanya bertujuan untuk mengurangi kerugian akibat hama tikus, tetapi juga untuk mempromosikan metode pengendalian hama yang ramah lingkungan.
Cak Santo berharap para petani dapat bekerja sama dalam mengimplementasikan program ini demi keberlanjutan pertanian di Desa Tukum.
Dengan adanya dukungan dari pemerintah desa dan partisipasi aktif dari petani, diharapkan populasi tikus dapat dikendalikan sehingga produktivitas pertanian meningkat.
Kepala Desa Tukum juga berencana untuk memberikan bimbingan teknis dan bantuan kepada petani yang ingin membuat rubuhan. []